Kamu, iya kamu seorang pria sederhana. Pria bertubuh jangkung berkulit sawo matang. Entah mengapa kamu mampu membuat perasaanku hidup lagi, hmm ya jantungku seolah tak bisa berhenti berdegub ketika berada di dekatmu. Dadaku sesak ketika tahu bahwa kamu masih mengharapkan orang lain. Aku tahu itu semua hanya masa lalu katamu, tapi apa kau tau aku tidak bisa berbohong kalau aku cemburu? Ya terdengar aneh mungkin karena aku tak punya hak untuk itu. Kamu juga bisa membuatku tertawa kemudian menangis dalam waktu yang bersamaan. Apakah ini yang namanya Cinta? Kalau iya, Bagaimana bisa sosoknya yang dingin dan sederahana bisa membuatku merasa begitu nyaman ketika berada didekatnya? Bagaimana bisa aku senang ketika mereka meledekku denganmu? Entahlah.
Seiring berjalannya waktu kedekatan kita semakin dekat, Yaa Malam itu kamu mengutarakan perasaanmu padaku. Dengan suara lirih aku menjawab pertanyaanmu. Dan mulai hari itu, kamu tak lagi sedingin dan secuek dulu. Kamu bahkan menjadi sangat perhatian dan peduli denganku. Bagaimana bisa pelukanmu seolah bisa menenangkan aku? Bagaimana bisa rangkulanmu seolah membuatku merasa begitu nyaman? Bagaimana bisa jantung seaakan berdegub ketika kamu memanggilku dengan sebutan 'sayang'? Bisakah kau jawab ini sayang? Dan tak bisa ku pungkiri aku menyanyangimu, menyayangi seorang pria yang berbeda dengan kriteriaku. Lalu, mengapa keyakinan seolah menjadi penghalang untuk kita? Mengapa keyakinan seolah menjadi perbedaan? Pantaskah seseorang yang menyebut nama Tuhan dengan ucapan yang berbeda saling menyayangi? Pantaskah seseorang yang mengucap 'Puji Tuhan' dan 'Allhamdulilah' bersatu? Tuhan, aku tahu menurut mereka ini salah tapi apakah kau tau? Menyayangi dia seolah sudah menjadi candu buatku yang tak bisa aku hentikan, menyayangi dia seolah membuatku seakan menutup mata dan telingaku atas hujatan orang lain, menyayangi dia seolah membuatku seolah menjadi perempuan paling bahagia. Aku bahkan tidak bisa menahan diri ketika aku merindukannya. Aku menyukai gombalannya meskipun itu terdengar berlebihan. Aku menyukai segala hal yang berada didirinya. Ah, Entahlah aku seolah sedang terhipnotis olehnya. Yang jelas Aku menyayanginya dan sangat menyayanginya.
Seiring berjalannya waktu kedekatan kita semakin dekat, Yaa Malam itu kamu mengutarakan perasaanmu padaku. Dengan suara lirih aku menjawab pertanyaanmu. Dan mulai hari itu, kamu tak lagi sedingin dan secuek dulu. Kamu bahkan menjadi sangat perhatian dan peduli denganku. Bagaimana bisa pelukanmu seolah bisa menenangkan aku? Bagaimana bisa rangkulanmu seolah membuatku merasa begitu nyaman? Bagaimana bisa jantung seaakan berdegub ketika kamu memanggilku dengan sebutan 'sayang'? Bisakah kau jawab ini sayang? Dan tak bisa ku pungkiri aku menyanyangimu, menyayangi seorang pria yang berbeda dengan kriteriaku. Lalu, mengapa keyakinan seolah menjadi penghalang untuk kita? Mengapa keyakinan seolah menjadi perbedaan? Pantaskah seseorang yang menyebut nama Tuhan dengan ucapan yang berbeda saling menyayangi? Pantaskah seseorang yang mengucap 'Puji Tuhan' dan 'Allhamdulilah' bersatu? Tuhan, aku tahu menurut mereka ini salah tapi apakah kau tau? Menyayangi dia seolah sudah menjadi candu buatku yang tak bisa aku hentikan, menyayangi dia seolah membuatku seakan menutup mata dan telingaku atas hujatan orang lain, menyayangi dia seolah membuatku seolah menjadi perempuan paling bahagia. Aku bahkan tidak bisa menahan diri ketika aku merindukannya. Aku menyukai gombalannya meskipun itu terdengar berlebihan. Aku menyukai segala hal yang berada didirinya. Ah, Entahlah aku seolah sedang terhipnotis olehnya. Yang jelas Aku menyayanginya dan sangat menyayanginya.
Tuhan, Aku tahu engkau hanya satu. Kadang aku berfikir mungkin hanya cara kita beribadah dan bersyukur padamu yang berbeda. Aku bersujud, dia mengepalkan tangan. Al-Quraan ditanganku, Al-kitab ditanganmu. Aku tahu kita berbeda, Tapi karena perbedaan itulah justru yang menguatkan kita. Karena perbedaan itulah kita bisa saling menghargai satu sama lain. Perbedaan seolah tak melunturkan perasaan sayangku padamu. Aku tahu menurut mereka ini terlarang, Aku tau dan sangat tau itu. Tapi aku tidak perduli bahwa perbedaan ini suatu saat akan menjatuhkan bahkan mungkin memisahkan kami. Aku tidak perduli orang lain akan menganggap kita apa. Aku sangat tidak perduli! yang ada di otakku sekarang hanya kamu, kamu dan kamu, Entahlah. Kau tau sayang? Aku selalu menyebut namamu dalam setiap doaku. Aku berharap kamu dan aku tidak akan berpisah. Hmm ya, kamu boleh tertawa mungkin menurutmu ini terdengar sangat berlebihan. Tapi itu lah yang berada di dalam pikiranku sekarang.
Tapi apakah kau tau Tuhan? Semua ini tidak melunturkan perasaan kecintaanku padamu. Aku tau dia juga menyayangimu Tuhan sama sepertiku. Dia selalu rajin mengikuti ibadah munggunya. Jadi, kamu tidak perlu cemburu padanya dan menyalahkan dia.
'Untuk kekasihku yang bermasjid di Gereja'
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus