Sabtu, 09 Februari 2013

Mencintai dalam luka

"Kenyataan tersulit adalah ketika kamu mencintai orang yang tak lagi mencintaimu" - febiola

Aku terbangun dari tidurku, ya sudah kesekian kalinya aku terbangun ketika tengah malam. Aku merindukanmu..... air mataku tiba-tiba mengalir begitu saja ketika aku mengingat tentang kamu. Aku menatap ponselku mengharapkan ada pesan singkat darimu, sayangnya keingginanku itu terlalu muluk untuk terjadi. Aku merindukan sosok yang tak dapat lagi aku sentuh, merindukan seseorang yang bahkan enggan berbagi kisahnya denganku.

Aku terdiam, pandanganku kosong namun pikiranku seaakan melayang entah kemana. Aku mengingat hal yang telah kau lakukan beberapa hari belakangan ini, hal yang membuatku merasa begitu bahagia. Aku ingat saat kau menatapku, saat jemari-jemarimu dengan lembut mengusap kepalaku, saat aku tertidur di bahumu ketika nonton di bioskop, dan perhatian-perhatian kecil yang kau berikan. Semuanya seolah membuatku melupakan bahwa dulu kau pernah menyakitiku. Aku mencintaimu dengan sangat... bahkan saat kamu hanya bisa melukaiku, melukaiku hingga sakit yang tidak pernah kau rasakan. Entah apa yang bisa membuatku segila ini, entah apa yang menarik dalam dirimu yang bisa membuatku begitu mencintaimu.

Tapi semuanya hanyalah mimpi indah untukku, semuanya hanya datang dan pergi (lagi). Yaa lagi-lagi kau pergi dan aku harus menelan pahit bahwa kamu pergi dan mungkin taakan pernah kembali. Entah apa maksudmu  berbuat seperti itu yang jelas kamu menyakitiku (lagi) dan rasanya lebih sakit dari sebelumnya. kamu bukan hanya melukai tapi juga merusak, mematahkan, dan mengiris-iris perasaanku. Aku ingin sekali rasanya membencimu tapi sayangnya persaanku terlalu kuat untukmu.  Hatiku seakan berteriak "Jelaskan padaku apa maksud pesan singkatmu, perhatianmu, perkataanmu dan perilakumu selama ini? Beritahu aku kenapa kau berubah (lagi)? Dimana kamu yang dulu mencintai aku? Apakah itu semua hanya omong kosong? Entahlah mungkin hanya tuhan dan engkau yang tau jawabannya. Aku lelah berharap dan menunggu, menunggu harapan yang sebenarnya mungkin sudah tak lagi untukku.

Terimakasih untuk semua luka yang kau berikan, itu mengajarkan aku menjadi mahluk yang lebih kuat. Aku hanya bisa mencintaimu dari jauh, mendoakan yang terbaik untukmu, dan membiarkanmu memilih apa yang menjadi pilihan hatimu. Tapi yang perlu kamu tau, perasaanku padamu taakan pernah berubah. Aku mecintaimu seperti pertama kali getar itu muncul dan menggerogoti hatiku. Ya mungkin ini gila, kamu memang membuatku tidak bisa berfikir secara rasional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar